Penjualan tersebut nyatanya mengikuti kerugian lain di Wall Street, di mana investor melacak kemajuan tagihan pengeluaran multi-triliun dolar Joe Biden, sementara ada kegelisahan bahwa anggota parlemen belum menaikkan plafon utang AS, mempertaruhkan negara itu gagal membayar kewajibannya sendiri.
Pertemuan kebijakan The Fed minggu ini sedang diikuti, dengan beberapa ahli memperkirakan itu dapat menetapkan jadwal untuk menghentikan program pembelian obligasi besar-besaran yang diberlakukan tahun lalu untuk mendukung ekonomi dan pasar ekuitas.
Di antara mereka adalah China, di mana wabah baru meningkatkan kekhawatiran tentang efeknya pada pemulihan ekonomi nomor dua dunia, pendorong utama pertumbuhan global.
Sekadar diketahui, London FTSE 100 turun 0,8% pada 6,907,90, Tokyo Nikkei225 dan Shanghai Komposit ditutup atau libur, kemudian Dolar atau yen terpantau turun pada 109,85 yen dari 109,97 yen pada 2050 GMT pada hari Jumat lalu.
Selanjutnya, Euro maupun dolar juga terpanta turun pada USD1,1715 dari USD1,1729, Pound terhadap dolar juga menurun pada USD1,3695 dari USD1,3731, Euro terhadap pound justru terpantau naik pada 85,54 pence dari 85,40 pence, West Texas Intermediate turun 1,1% pada USD71,20 per barel, minyak mentah Brent North Sea turun 0,9% pada USD74,66 per barel, dan New York Dow Jones turun 0,5% pada 34.584,88 di akhir sesi perdangangan. (NDA)