IDXChannel- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot cukup signifikan dalam empat hari berturut-turut setelah libur panjang lebaran. Sejak awal pekan ini, indeks tak pernah berakhir di zona hijau dan tercatat mengalami tekanan.
Data penutupan terakhir Kamis (12/5) menunjukkan IHSG tertekan -3,17% di 6.599,84, dengan range di 6.576,30 - 6.802,32. Adapun nilai transaksi mencapai Rp18,11 triliun dari total 23,95 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Founder WH Project, William Hartanto menilai posisi candlestick IHSG berada di bawah MA5 yang mengindikasikan ada penurunan lebih lanjut.
"Bahasa teknikalnya adalah strong downtrend. Dan pada perdagangan kemarin IHSG mengalaminya," kata William dalam riset WH Project, dikutip Jumat (13/5/2022).
William juga mencermati distribusi investor asing dalam mengamankan profit cukup besar. Diketahui, rincian perdagangan all market Kamis (12/5) menunjukkan asing meraup cuan akumulatif sebesar Rp721,37 miliar, dan telah menembus Rp4,4 triliun dalam hitungan sepekan.
"Hal ini juga yang diyakini menjadi faktor pembuat panik investor dalam negeri sehingga turut melepas saham dan memperparah kondisi," ungkapnya
Secara fundamental, penulis buku The Tao of Bandarmology ini membaca sentimen global suku bunga Federal Reserve masih membebani aset berisiko seperti saham. Sehingga, dirinya memandang investor dapat menyiapkan strategi tersendiri.
"Sentimen Fed rate tidak separah awal mula adanya pandemi, jadi Anda bisa mulai mempersiapkan watch list saham favorit Anda, baik itu dari saham-saham index movers maupun saham-saham 2nd liner yang menurut Anda memiliki prospek cerah setelah efek Fed rate ini selesai," terangnya.