Di dalam negeri, pekan ini akan dirilis sejumlah data kunci yang menjadi perhatian utama investor seperti Posisi Cadangan Devisa BI (7 Oktober), Data Retail Sales (9 Oktober) dan Data penjualan motor dan mobil (9–10 Oktober).
"Rangkaian data ini sangat penting karena akan memberikan gambaran kekuatan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat kelas menengah, yang merupakan katalis utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun," tuturnya.
IHSG akan berupaya melanjutkan penguatan setelah ditutup naik 0,23 persen ke level 8.118,30 pada Jumat lalu. Meskipun demikian, risiko koreksi jangka pendek tetap ada, terutama jika data domestik di bawah ekspektasi atau jika pidato pejabat The Fed bersikap hawkish (cenderung menaikkan suku bunga). Level support kritis ditetapkan di 8.022.
IPOT merinci sejumlah sentimen positif yang membuat IHSG bergerak di zona hijau pekan lalu seperti inflasi September 2025 di angka 2,65 persen year-on-year (yoy) yang masih dalam target BI, didukung oleh sektor manufaktur yang tetap ekspansif (PMI 50,4).
Pemerintah menyiapkan tambahan stimulus pada Kuartal IV 2025 untuk mendongkrak daya beli, ditambah stimulus khusus Natal dan Tahun Baru senilai hampir USD2 miliar, melengkapi total USD4,5 miliar stimulus yang telah digelontorkan serta perkembangan positif diperkuat oleh surplus neraca perdagangan yang melonjak menjadi USD5,49 miliar pada Agustus 2025.