Di samping itu, Wafi memproyeksikan bahwa IHSG memiliki potensi pergerakan yang baik di sepanjang 2025. Hal ini didasari pada koreksi yang terjadi di tahun 2024, di mana indeks sudah sempat menyentuh level 6.900 yang membuat valuasi IHSG saat ini terbilang cukup murah.
Adapun, Price Earning Ratio (PER) IHSG saat ini berada di level 12 kali, hampir mirip dengan Singapura dan menjadikan IHSG sebagai salah satu indeks dengan valuasi termurah di Asia Tenggara.
Kemudian, tingkat pertumbuhan laba dari emiten-emiten di bursa terutama yang berkapitalisasi besar atau big caps disebut menjadi salah satu katalis pendorong pergerakan IHSG di sepanjang tahun 2025.
“Kami memperkirakan di 2025 rata-rata pertumbuhan laba per saham dari emiten-emiten yang ada di IHSG itu bisa tumbuh hampir mendekati 8 persen year on year,” tutur Wafi.
(kunthi fahmar sandy)