Kekhawatiran terhadap volatilitas nilai tukar akibat capital outflow menjadi salah satu faktor. Indeks sektor infrastruktur (-0.96%) dan Energy (-0.77%) menjadi penekan dengan indeks sektor Teknologi (+2.58%) dan Healthcare (+0.41%) yang menguat gagal mampu membawa IHSG kembali kezona positif diakhir sesi.
Leader:
DCII, SMMA, EMTK, BBNI, MEGA
Laggard:
BBCA, ARTO, TLKM, BBRI, TPIA
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi rebound pada awal pekan setelah ekuitas AS reli kerekor baru dan treasuri menguat diakhir pekan lalu. Jerome Powell memberikan indikasi penarikan stimulus dengan cara hati-hati dan bertahap dimana dia mengatakan the Fed mungkin memulai mengurangi pembelian obligasi tahun ini akan tetapi tidak akan terburu-buru untuk menaikan suku bunga dan akan terus dipandu dengan data untuk mempertimbangkan risiko dari varian delta.
Investor akan menanti data pekerja AS minggu ini untuk melihat apakah dapat menandai pemulihan yang cukup kuat untuk taper tantrum. Di Asia Peraturan Beijing terhadap industri swasta akan tetap menjadi fokus utama investor.
Dari komoditas mayoritas mengalami penguatan dari komoditas energi hingga logam. Harga minyak mentah WTI naik 1.96%, Batubara naik 1.43%, Nikel naik 1.09% dan Timah naik 0.77%. Secara sentimen tersebut IHSG berpotensi menguat diawal pekan. (NDA)