Harga nikel dan tembaga juga melonjak setelah Inggris dan AS memberlakukan sanksi yang berupa larangan perdagangan pasokan baru logam industri penting dari Rusia di dua bursa terbesar di dunia tersebut.
Aluminium, yang digunakan dalam kaleng, pesawat terbang hingga konstruksi bangunan, melonjak sebanyak 9,4 persen pada Senin, kenaikan intraday terbesar sejak kontrak tersebut diluncurkan dalam bentuk saat ini 37 tahun yang lalu, sebelum keuntungannya terpangkas menjadi 2,8 persen ke USD2.562 per ton.
Nikel, bahan utama dalam baterai kendaraan listrik dan pembuatan baja, menguat 1,5 persen.
Langkah ini dilakukan setelah pemerintah Inggris dan AS pada Jumat pekan lalu melarang pengiriman pasokan baru Rusia ke London Metal Exchange (LME) dan Chicago Mercantile Exchange (CME).
Tembaga, logam ketiga yang tercakup dalam kebijakan baru ini, bertambah 1,6% menjadi USD9.604 per ton, level tertinggi dalam 22 bulan, di tengah ekspektasi pasar yang lebih ketat akibat sanksi tersebut.