Terlebih, investor asing tertarik karena Indonesia memiliki segi yield yang lebih tinggi dibanding negara Vietnam, Thailand, Filipina, karena negara tersebut relatif lebih rendah. Pertama faktor yield, yang kedua faktor currency risk nya, sehingga Indonesia menjadi negara yang relatif menjanjikan.
Potensi Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif. "Kemudian untuk jangka panjangnya karena kan Indonesia pertumbuhan ekonominya masih tinggi jadi lebih prospektif," katanya.
Kemudian yang perlu dicermati dari aksi jual investor asing ini di pasar obligasi kita adalah mereka lebih rentan terhadap sentimen.
"Kalau ada sentimen negatif mereka jual, kalau sentimen positif domestik mereka masuk. Keluar masuknya ini kan membuat nilai tukar rupiah fluktuatif, apalagi dari sisi neraca perdagangan Indonesia masih defisit juga besar," ujarnya.
Hal itu membuat aktivitas impor akan relatif sulit terprediksi. Sebab fluktuasi nilai tukar lebih ke volatilitasnya dan lebih sulit terprediksi. (RAMA)