Penurunan rugi sejalan dengan pertumbuhan pendapatan hingga efisiensi biaya dan beban. Hingga akhir 2023, GOTO membukukan pendapatan bersih Rp14,78 triliun, tumbuh 30,27% yoy, sedangkan total biaya-beban GOTO mencapai Rp25,06 triliun, alias berkurang 38,86% yoy.
Dalam keterangan resminya, manajemen mengakui rugi bersih Rp90,5 triliun dipicu oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai Rp78,8 triliun sebagaimana diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku.
“Ini merupakan dampak dari transaksi Tokopedia dan TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GoTo terhadap Tokopedia dimulai 1 Februari 2024," terang manajemen.
"Rugi yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), nonkas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas Perseroan,” sambungnya.
Perseroan melaporkan EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) positif untuk pertama kalinya sebesar Rp77 miliar pada kuartal IV-2023. Sementara untuk tahun buku 2023, adjusted EBITDA GOTO juga mengalami perbaikan menjadi minus Rp3,67 triliun, dari akhir tahun 2022 yang mencapai Rp16,01 triliun.