Harga saham perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkat setidaknya 30 persen sejak penawaran perdana hingga 30 September 2024. Sebagai contoh, sejak IPO pada 2 September 2019 hingga 30 September 2024 harga saham KEEN sudah naik 15,25 persen. Harga saham ARKO bahkan telah melonjak 244,64 persen sejak IPO pada 8 Juli 2022 hingga 30 September 2024.
Emiten energi terbarukan juga membukukan pertumbuhan laba bersih hingga triwulan III-2024 lalu. Laba BREN senilai USD86,05 juta, atau tumbuh 1,87 persen secara tahunan (year on year/YoY). Laba PGEO juga naik 0,36 persen (YoY) menjadi USD133,99 juta. Sedangkan laba KEEN naik 0,94 persen (YoY) menjadi USD12,82 juta.
EY Indonesia menyampaikan, emiten energi terbarukan juga membukukan pertumbuhan kinerja setelah mendapatkan dana dari pasar modal.
Fabby menilai, perusahaan yang akan melantai di bursa harus memiliki portofolio bagus, project pipeline, prospek bisnis, manajemen tertata, dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Kemudian, laporan keuangan telah diaudit oleh kantor akuntan publik (KAP) yang kredibel.
"Ini akan membuat investor percaya dan tertarik untuk memiliki sahamnya. Oleh sebab itu, perusahaan yang ingin IPO harus sejak awal mulai mengikuti standar-standar GCG," ujar Fabby.