sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jelang Pengumuman Inflasi dan Kebijakan Suku Bunga, Wall Street Dibuka Hijau 

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
12/12/2022 22:05 WIB
Wall Street dibuka menguat pada Senin (12/12) menjelang pengumuman inflasi dan keputusan suku bunga Federal Reserve pekan ini.
Jelang Pengumuman Inflasi dan Kebijakan Suku Bunga, Wall Street Dibuka Hijau  (Dok.MNC)
Jelang Pengumuman Inflasi dan Kebijakan Suku Bunga, Wall Street Dibuka Hijau  (Dok.MNC)

IDXChannel - Tiga indeks saham utama Wall Street dibuka lebih tinggi pada Senin (12/12) menjelang pengumuman inflasi dan keputusan suku bunga Federal Reserve pekan ini.

Dow Jones Industrial Average naik 0,36% di 33.596,02, S&P 500 menguat 0,26% di 3.944,60, sedangkan Nasdaq Composite menanjak 0,12% di level 11.017,84.

Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Tesla, Amazon.com, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh Under Armour A menguat 3,99%, Under Armour C menanjak 3,53%, dan Taperstry melejit 1,35%, sedangkan top losers diduduki oleh Tesla turun 2,33%, Charles River Laboratories merosot 1,79%, dan Carnival Corp tertekan 2,03%.

Pelaku pasar modal Amerika Serikat menantikan data inflasi yang akan dirilis Selasa depan (13/12). Ekspektasi pasar menunjukkan indeks harga konsumen akan mengalami inflasi sebesar 7,3% (yoy) pada November, sedikit lebih rendah dari 7,7% yang dicapai pada bulan sebelumnya.

Sedangkan inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi diperkirakan turun ke level 6,1% dari 6,3% di bulan Oktober. Rilis inflasi AS hadir setelah AS mengumumkan kenaikan harga produsen periode November dalam rilis PPI pada Jumat lalu.

Sementara itu, bank sentral AS dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Rabu depan (14/12). Indikator Fedwatch mencatat terdapat peluang sebesar 91% bahwa The Fed akan mengerek suku bunga 50 basis poin menjadi 4,25%-4,50%.

"Tentu ada kekhawatiran inflasi yang tinggi dapat menciptakan persepsi bahwa The Fed mungkin akan lebih agresif dalam mengetatkan kebijakan moneter," kata Randy Frederick, direktur pelaksana perdagangan dan derivatif Charles Schwab, dilansir Reuters, Senin (12/12/2022). 

Sebelumnya, indeks utama Wall Street telah merosot di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga yang agresif yang dapat memicu resesi. Menteri Keuangan Janet Yellen pada Minggu (11/12) memperkirakan ada penurunan tekanan harga pada tahun 2023.

"Pasar meyakini ada kenaikan 50 bps. Saya pikir itu akan mengubah prospek ke depan," pungkas Randy. 

(IND) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement