IDXChannel – Minat masyarakat berinvestasi di produk-produk investasi pasar modal seperti reksa dana dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) terus meningkat. Hal itu dapat dilihat dari jumlah investor reksa dana yang terus tumbuh.
Hingga 2024, jumlahnya mencapai 14 juta, naik dibanding akhir 2023 yang jumlahnya sekitar 11,4 juta. Bahkan di pertengahan 2025, jumlahnya dikabarkan sudah naik lagi menjadi sekitar 16 juta investor.
Tingginya minat terhadap dua intrumen investasi tersebut karena dinilai menjadi pilihan yang lebih aman dan praktis. Reksa dana juga memberikan akses investasi profesional bagi ritel dengan modal terjangkau, sementara KPD menyasar investor institusi seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, dan korporasi dengan strategi yang disesuaikan kebutuhan.
Tak pelak, tumbuhnya jumlah investor membuat dana kelolaan di instrumen investasi tersebut ikut meningkat. Hal itu dapat dilihat dari dana kelolaan Manager Investasi (MI) yang terus membesar.
Dari sekitar 90 perusahaan MI yang ada di Indonesia, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) masih menjadi manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar. Hingga akhir Juni 2025, MAMI mengelola total dana investasi mencapai Rp101,67 triliun, terdiri dari KPD Rp55,73 triliun dan reksa dana Rp45,36 triliun.
Sementara posisi selanjutnya diduduki oleh Bahana TCW Investment Management dengan Rp73,47 triliun, lalu Eastspring Investment Indonesia di peringkat ketiga dengan Rp57,70 triliun, Sinarmas Asset Management di peringkat keempat dengan Rp57,38 triliun, dan Schroder Investment Management di peringkat kelima dengan Rp56,07 triliun.
Data OJK ini menunjukkan industri MI di Indonesia masih didominasi oleh pengelola dana dengan rekam jejak panjang.