Pengamat pasar modal Fendi Susiyanto mengatakan, tidak heran jika reksa dana tetap menjadi instrumen favorit, terlebih di tengah fluktuasi pasar saham seperti saat ini. Ia juga menyoroti kecenderungan investor Indonesia yang lebih menyukai instrumen berbasis obligasi. Terbukti reksa dana obligasi mencapai Rp167 triliun dengan pertumbuhan 9,85 persen sejak awal tahun, sedangkan reksa dana saham hanya Rp80,9 triliun.
“Nah, tingginya minat masyarakat dalam berinvestasi ini harus disambut dengan baik. MI memiliki peran penting dalam mengelola dana ini melalui portofolio profesional. Dengan pengalaman dan akses informasi yang luas, mereka juga harus mampu menopang kebutuhan investor dalam menumbuhkan aset melalui pasar modal,” kata Fendi, Senin (15/9/2025).
Perkembangan ini, lanjut Fendi, menunjukkan MI bukan sekadar pengelola dana, tetapi juga menjadi motor penggerak inklusi keuangan yang mendukung masyarakat membangun aset jangka panjang sekaligus memperkuat pasar modal nasional.
(NIA DEVIYANA)