Menurut Nyoman, dampak paling mendasar dan pragmatis dalam pelaksanaan IPO BUMN adalah membantu perusahaan terkait dalam memperoleh pendanaan yang bisa digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan bisnisnya ke depan.
Selain itu, dengan melakukan IPO maka perusahaan tersebut dengan sendirinya bakal terdorong untuk memperbaiki tata kelola perusahaan menjadi lebih baik dan transparan. Hal itu, disebut Nyoman, merupakan modal penting bagi sebuah perusahaan untuk berkembang lebih maksimal.
"Dari sisi BUMN-nya sendiri, proses IPO bisa menciptakan kemandirian, agar kebutuhan pendanaannya tidak hanya bergantung pada pemegang saham, yaitu pemerintah, sekaligus memperkuat tata kelola perusahaan, yang itu muaranya pasti ke peningkatan profitabilitas perusahaan," tutur Nyoman.
Sebaliknya, bagi pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas, pelaksanaan IPO dapat mendorong manajerial BUMN terkait menjadi lebih profesional, transparan dan berkualitas. Dengan demikian, diharapkan dapat berimbas terhadap kinerja yang semakin membaik.
"Kalau kinerja sudah semakin baik, maka BUMN ini tidak lagi membutuhkan suntikan modal. Dia bisa penuhi kebutuhan investasinya dari hasil bisnisnya sendiri. Termasuk, dengan kinerja semakin baik, maka setoran dividen untuk pemerintah juga bisa semakin maksimal," ungkap Nyoman.