IDXChannel – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel memperoleh persetujuan untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimal Rp1 triliun.
Aksi korporasi ini akan berlangsung selama 12 bulan ke depan, terhitung sejak keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUSPLB) pada 16 September lalu.
Realisasi buyback membuat saham MTEL semakin menarik di mata investor. Harga sahamnya berpotensi naik seiring tingginya minat beli pelaku pasar.
Situasi ini juga menjadi peluang bagi investor pemburu dividen untuk melakukan akumulasi, mengingat berkurangnya jumlah saham beredar akan membuat pembagian dividen lebih menarik.
MTEL sendiri dikenal rutin membagikan dividen dan termasuk salah satu emiten paling royal terhadap pemegang sahamnya. Dari laba bersih 2024 sebesar Rp2,1 triliun, sekitar Rp2 triliun telah dibagikan kembali kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Artinya, dividend payout ratio (DPR) Mitratel nyaris menyentuh 100 persen, terdiri atas dividen tunai sekitar 70 persen dan dividen spesial sebesar 28 persen.
Manajemen MTEL sebelumnya menjelaskan bahwa program buyback ini merupakan bagian dari strategi menjaga stabilitas harga saham agar kapitalisasi pasar lebih mencerminkan nilai dan kinerja perseroan.
Buyback ini juga ditujukan untuk memperkuat kepercayaan investor sekaligus mengoptimalkan kelebihan kas guna meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham.
Pengamat pasar modal Reydi Octa mengatakan, persetujuan buyback saham sebagai sentimen positif bagi suatu emiten, karena bisa memberikan dorongan untuk investor bahwa manajemen internal yakin akan kinerja di masa depan, baik secara secara fundamental maupun pergerakan harga saham.
Hal ini bisa berdampak positif terhadap minat investor untuk melakukan akumulasi saham MTEL.
“Peluang penguatan harga saham MTEL juga akan ditopang katalis positif tren penurunan suku bunga, karena berpotensi menekan biaya bunga, memperkuat arus kas, dan membuka potensi untuk melakukan ekspansi melalui pendanaan di luar kas internal,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).
Jika buyback benar-benar terealisasi dan sentimen positif tetap terjaga, ia menilai saham MTEL berpeluang melanjutkan penguatan menuju target harga konsensus analis di level Rp735 per saham.
“Peluang penguatan juga makin besar, apabila Mitratel merilis kinerja dengan pertumbuhan lebih pesat usai program buyback,” tutur Reydi.
Terkait analisis teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai MTEL saat ini berada dalam fase uptrend jangka pendek. Posisi harga saham yang masih bertahan di atas MA-20 dan MA-60 menjadi salah satu indikatornya.
Sementara itu, MACD dan stochastic juga mengisyaratkan peluang penguatan lebih lanjut. Dengan kondisi tersebut, Herditya merekomendasikan beli saham MTEL dengan target penguatan teknikal di kisaran Rp625–Rp645 per saham.
Sebelumnya, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan apresiasi atas dukungan para pemegang saham dan optimisme terhadap langkah strategis yang diambil.
“Buyback saham ini merupakan wujud komitmen Mitratel dalam upaya memberikan nilai jangka panjang yang optimal bagi investor,” katanya melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Theodorus menegaskan, keputusan RUPSLB ini menjadi momentum untuk menegaskan pencapaian Mitratel dalam beberapa tahun terakhir.
MTEL terus memperluas portofolio menara hingga melampaui 39 ribu unit yang tersebar di seluruh Indonesia, menjadikannya perusahaan menara telekomunikasi dengan portofolio terbesar di Asia Tenggara.
Perseroan juga membukukan pertumbuhan pendapatan yang solid berkat kontrak jangka panjang dengan operator telekomunikasi utama di Tanah Air.
Sejalan dengan strategi pertumbuhan bisnis, Mitratel menempatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sebagai prioritas utama.
Perseroan berkomitmen mengembangkan green tower berbasis energi terbarukan dan teknologi hemat energi, mendukung pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi menara, serta aktif dalam inisiatif di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal.
Dari sisi tata kelola, Mitratel terus memperkuat praktik manajemen risiko, transparansi, serta akuntabilitas agar selaras dengan standar internasional dan memenuhi harapan investor global.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Christian Sitorus menilai ekspansi infrastruktur yang berkelanjutan dan disiplin biaya membuat saham MTEL kian menarik. Pandangan ini turut diperkuat oleh peluang kenaikan tarif penyewaan menara telekomunikasi dan jaringan fiber yang berpotensi mendongkrak pendapatan perseroan.
MTEL juga diuntungkan oleh terus meluasnya ekspansi jaringan operator telekomunikasi. Dengan berbagai faktor tersebut, MNC Sekuritas dalam riset terbarunya mempertahankan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp780 per saham.
Target tersebut mempertimbangkan peluang kenaikan pendapatan dari ekspansi jaringan fiber dan berlanjutnya perluasan jaringan oleh operator telekomunikasi.
Christian dalam riset yang pekan lalu menyebutkan bahwa ekspansi dan disiplin biaya menjadikan Mitratel (MTEL) membuat laju pertumbuhan kinerja tetap kuat mengalahkan sektornya.
Target harga tersebut juga mempertimbangkan sejumlah aksi korporasi yang menjadi bukti keyakinan terhadap prospek emiten ini, seperti rencan buyback saham dengan anggaran senilai Rp1 triliun.
Hingga semester I-2025, Mitratel (MTEL) membukukan pendapatan Rp4,59 triliun, tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja ini ditopang pertumbuhan tenant organik, ekspansi layanan fiberisasi, serta kontribusi bisnis nontower. Perseroan juga mencatat laba bersih Rp1,09 triliun atau naik 2,9 persen secara tahunan (YoY), dengan EBITDA mencapai Rp3,86 triliun. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.