IDXChannel – Emiten pertambangan plat merah PT Timah Tbk (TINS) umumkan laporan konsolidasian untuk periode yang berakhir 30 Juni 2020. Dalam paparan Public Expose LIVE 2020, tercatat pendapatan perseroan turun jadi Rp7,98 triliun di semester I imbas hantaman pandemic Covidâ€19, perseroan juga menegaskan terus bergerak menyiasati bisnis timah yang belum sepenuhnya pulih.
Diungkapkan Direktur Keuangan TINS, Wibisono, harga logam timah di London Metal Exchange (LME) berangsur membaik dengan rataâ€rata harga pada Juni 2020 sebesar USD 17,119 atau naik 9% dibandingkan bulan sebelumnya. Sinyal positif tersebut menumbuhkan optimisme akan pulihnya pasar timah dunia setelah terpukul beberapa waktu akibat Covidâ€19.
Sebagai produsen terbesar timah dunia, TINS menjadi salah satu the most preferred brand di industri pertimahan dengan trademark yang sudah terdaftar di London Metal Exchange. Ini menjadi keunggulan kompetitif bagi TINS untuk mewujudkan strategi new market penetration.
“Kami optimis bahwa harga logam timah akan pulih di semester IIâ€2020. Ini akan berdampak positif terhadap kinerja Perusahaan,” ujar Wibisono selaku Direktur Keuangan TINS.
Melihat dari kinerja keuangan, sampai dengan Juni 2020 tercatat pendapatan TINS sebesar Rp7,98 triliun atau turun 18,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya pada 2019 sebesar Rp9,79 triliun. Harga pokok produksi turun sebesar 13,5% menjadi Rp7,73 trilun bila dibandingkan di 2019 sebesar Rp8,93 triliun.