Menurut Edwin, kinerja emiten jasa penyewaan helikopter tersebut sudah membaik. Dia berharap kondisi fundamental HELI bisa menjadi pertimbangan bagi otoritas bursa.
“Fundamental sudah jauh lebih baik dari tahun lalu, dan pubex (public expose) ini bisa menjadi masukan kepada bursa bisa melihat kondisi perusahaan sudah lebih baik,” katanya.
Hingga akhir Maret 2024, pendapatan usaha HELI tumbuh signifikan menjadi Rp20,68 miliar dari Rp3,67 miliar. HELI mampu membalikkan rugi Rp14 miliar menjadi untung Rp4 miliar pada kuartal I-2024.
Berdasarkan Peraturan BEI I-X, Perusahaan Tercatat akan ditempatkan Papan Pemantauan Khusus apabila terkena suspensi selama lebih dari satu hari bursa. Dengan masuk ke papan pemantauan khusus, saham emiten hanya dapat ditransaksikan dengan mekanisme full-call auction (FCA).
(RFI)