Mirip GIAA, GMFI juga mendapatkan notasi khusus, yakni kategori 5, lantaran memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir.
Sebagai informasi, GMFI bergerak di bidang penyediaan jasa industrial services, serta perbaikan, perawatan dan overhaul pesawat terbang.
Lonjakan kedua saham di atas terjadi seiring adanya rencana merger dengan dua maskapai penerbangan pelat merah lainnya di tengah kondisi perusahaan yang sedang tertekan.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN membuka opsi merger antara Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service (PAS).
Rencana merger sendiri bermula dari pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir.
Opsi merger ketiga BUMN dalam klaster penerbangan ini merupakan upaya efisiensi Kementerian BUMN. Aksi serupa sudah dilakukan sebelumnya di sektor pelabuhan dan logistik dengan menggabungkan empat perusahaan PT Pelindo (Persero).