Sementara di pasar domestik, langkah pemerintah Indonesia yang baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) juga turut melemahkan bargaining rupiah di pasar uang. Tingginya harga BBM diprediksi bakal mendongkrak biaya transportasi yang berimbas pada membengkaknya biaya distribusi barang, sehingga membuat harga berbagai kebutuhan masyarakat juga melonjak.
"Kebijakan ini akan memengaruhi konsumsi masyarakat, dan berimbas pada kenaikan inflasi di 2022, yang kemungkinan bisa tembus di atas enam persen," tutur Ibrahim.
Dengan segala kondisi yang ada, Ibrahim memprediksi bahwa pada perdagangan besok, Kamis (8/9/2022), ruang gerak rupiah bakal lebih fluktuatif dan kembali berakhir pada pelemahan di rentang Rp14.900 hingga Rp14.940 per dolar AS. (TSA)