Selain itu, Panin Sekuritas pun memproyeksikan kinerja AUTO masih memiliki ruang pertumbuhan yang diiringi dengan GDP Indonesia yang positif, inflasi Indonesia yang terkendali, sehingga memberikan ruang belanja masyarakat.
Faktor lainnya yaitu mobilitas tinggi pasca pandemi mendukung penjualan otomotif yang lebih optimis ditahun ini, serta berbagai insentif dari pemerintah untuk mendorong transisi Electric Vehicle.
Selain itu, kredit kendaraan bermotor diproyeksikan bertumbuh, menyusul perbaikan ekonomi pasca pandemi. Meskipun konsumsi kendaraan tidak dapat dibandingkan dengan konsumsi makanan dan minuman yang memiliki ketahanan (durable) yang singkat.
Menurut data komposisi Kredit Kendaraan Bermotor dari Bank Indonesia, di mana posisi KKB tahun 2022 berada pada level 7,6% lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2021: 7,2%) namun masih lebih rendah dibanding periode sebelum pandemi dengan kisaran ~10% - 12%.
Hal ini disebabkan masyarakat masih menahan konsumsi pada cicilan atau kredit pasca Pandemi Covid-19. “Kami melihat ke depannya angka dari KKB dalam porsi kredit pada perbankan akan tumbuh secara bertahap mengikuti recovery ekonomi setelah transisi pandemi ke endemi,” tulis Panin Sekuritas, Sabtu (12/8/2023).
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia masih terus mendorong pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KLBB) atau biasa yang disebut BEV (Battery Electric Vehicle). Komitmen pemerintah terhadap rencana ini tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 yang diperbaharui dengan Permenperin No. 6 tahun 2022 terkait Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan serta ketentuan penghitungan nilai TKDN pada kendaraan BEV.
Selain memacu transisi dari kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) menjadi BEV atau EV, pemerintah juga memperhitungkan komponen yang berasal dari dalam negeri yakni dengan bobot 50% di tahun 2020 – 2023 serta 58% setelah tahun 2023 yang berlaku pada industri kendaraan bermotor roda dua dan kendaraan bermotor roda empat.
“Kami menginisiasi BUY untuk AUTO dengan target harga Rp3.800 atau setara dengan +1,5x std.dev rata-rata EV/EBITDA 5 tahun terakhir (implied EV/EBITDA 10,2x di sepanjang 2023) di mana saat ini AUTO diperdagangkan pada EV/EBITDA 8,85x,” tulis Panin Sekuritas.
(FRI)