"Pasar saham global bakal terpaku terhadap kebijakan quantitative easing (pelonggaran likuiditas dari bank sentral)," kata analis ANZ dalam sebuah laporan tertulis, dilansir Reuters, Senin (13/9/2021).
Kekhawatiran atas rencana tapering diprediksi semakin meningkat jelang pertemuan Fed berikutnya pada 21-22 September yang akan datang.
"Hal ini tidak mengejutkan. Petunjuk terbaru dari pejabat senior Fed bahwa agenda tapering akan diumumkan November ini," lanjutnya.
Seperti diketahui, bursa Wall Street tengah mengalami trend penurunan sejak Februari sejalan adanya keraguan perihal ketahanan pemulihan ekonomi global yang berimbas di sektor energi, perhotelan, dan pariwisata.
Trend tersebut sedikit-banyak bakal berpengaruh terhadap pergerakan saham di kawasan Asia. (TYO)