Tjie Ping menambahkan kondisi tersebut menimbulkan ketidakpastian signifikan mengenai kemampuan perseroan dalam mempertahankan kelangsungan usaha. OCAP juga melaporkan adanya rugi komprehensif sebesar Rp9,23 miliar pada tahun 2021.
Meski demikian, beban usaha OCAP terlihat menurun. Penurunan signifikan terjadi pada bagian gaji dan kesejahteraan karyawan. Pada Triwulan I- 2021, beban usaha gaji dan kesejahteraan karyawan turun sebesar 48,55 persen menjadi Rp888,55 juta.
Liabilitas Naik, Defisiensi Modal Membengkak
Dilihat dari liabilitas atau kewajiban dan utangnya, emiten ini mengalami peningkatan menjadi Rp209,53 miliar pada triwulan pertama tahun ini. Sedangkan, dari sisi aktiva atau aset, perusahaan ini juga mencatat penurunan dari kas dan setara kas yang semula Rp11,05 miliar di Triwulan-I 2021 menjadi Rp8,31 miliar di periode yang sama tahun 2022.
“Pada sisi aktiva secara keseluruhan terdapat perubahan lebih dari 20 persen. Hal ini dikarenakan terdapat penurunan kas dan setara kas sebesar 24,81 persen, penurunan piutang lain-lain sebesar 22,31 persen dan penurunan aset tetap sebesar 24,71 persen,” tulis manajemen dalam laporan di Keterbukaan Informasi, Jumat (27/5/2022).
Terakhir, jumlah ekuitas negatif atau defisiensi modal turut bertambah. Pada Desember 2021 lalu, OCAP mencatat defisiensi modal sebesar Rp195,01 miliar. Kemudian, per 31 Maret 2022, defisiensi modal bertambah menjadi Rp198,45 miliar. (ADF)
Periset: Melati Kristina