Kata Ivan, capaian kinerja positif ini juga didukung oleh penambahan fasilitas produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT). Perusahaan membuka dua pabrik SKT dan menambah lima Mitra Produksi Sigaret (MPS).
"Serta kinerja ekspor dengan nilai mencapai lebih dari USD100 juta hingga semester I-2024," kata dia.
Ivan menyebut, meskipun pendapatan bersih mengalami kenaikan, volume penjualan dan laba bersih perseroan mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena daya beli secara keseluruhan cenderung melemah.
Menurut Ivan, tantangan industri hasil tembakau juga ditambah dengan tekanan kenaikan tarif cukai sebesar dua digit jauh di atas tingkat inflasi, dan semakin melebarnya jarak tarif cukai antar segmen, yang mendorong konsumen beralih ke produk yang lebih murah bahkan ilegal.
“Ke depannya, kami berharap pemerintah terus melanjutkan kebijakan cukai hasil tembakau multi years berdasarkan parameter ekonomi yang jelas, seperti tingkat inflasi serta mempertimbangkan daya beli masyarakat untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif bersama upaya pemberantasan rokok ilegal secara berkelanjutan," kata Ivan.
(Dhera Arizona)