Unilever Indonesia Loyo
Lain ladang, lain belalang, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tercatat meraup laba bersih sebesar Rp5,36 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut lebih rendah 6,83% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,75 triliun.
Padahal, penjualan bersih perseroan tercatat naik 4,23% menjadi Rp41,21 triliun dari sebelumnya sebesar Rp39,54 triliun. Melansir laporan keuangan, penjualan dalam negeri tercatat sebesar Rp39,47 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp1,74 triliun.
Sebagai informasi, Unilever beroperasi di hampir 190 negara di seluruh dunia dan telah menjadi pemain utama global di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG).
Perusahaan memperoleh keunggulan kompetitifnya dari jejak globalnya dan rekam jejaknya dalam meningkatkan nilai bagi konsumen di seluruh dunia. Pada tahun 2021, Unilever mempekerjakan sekitar 148.000 orang.
Berdasarkan segmen produknya, penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp27,25 triliun. Kemudian, penjualan makanan dan minuman tercatat sebesar Rp13,96 triliun.
Presiden Direktur UNVR, Ira Noviarti mengatakan daya saing perseroan meningkat di 2022 dengan total pangsa pasar yang menguat dibandingkan 2021. Ia menyebut, perseroan berhasil meningkatkan daya saing meski di tengah persaingan yang ketat dan sejumlah tantangan seperti kenaikan harga komoditas dan bahan bakar.
“Kami berhasil mengatasi berbagai rintangan yang tidak terduga, dan menjadikan 2022 sebagai awal yang baik untuk pemulihan Unilever Indonesia,” kata Ira dalam keterangan resminya, Kamis (9/2/2023).
Sementara kinerja saham UNVR juga kurang menggembirakan di awal 2023. Dalam perdagangan hingga sesi I Jumat (10/2), saham UNVR melorot 6,5% ke angka 4.600. Sebulan terakhir, kinerja UNVR nyungsep 3,36%, meskipun setahun terakhir masih bertumbuh sebesar 10,84%.
Dalam lima tahun terakhir, saham UNVR telah turun sebesar 53,25%. Adapun perusahaan ini memiliki kapitalisasi padar mencapai Rp175,49 triliun. (ADF)