OPEC menilai bahwa perekonomian dunia masih terus dihantui risiko ketegangan geopolitik dan masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung. Tak hanya itu, kondisi pandemi COVID-19 yang terus berlanjut, tekanan kenaikan inflasi, dan tingkat utang negara yang tinggi di banyak kawasan juga turut memperkeruh suasana.
Sementara perkiraan pengetatan moneter oleh bank sentral di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Zona Euro juga dianggap mempertebal keraguan atas masa depan perekonomian global di sepanjang tahun ini.
Sedangkan terkait permintaan minyak global, diperkirakan bakal mencapai rata-rata sekitar 100 juta barel per hari (bph), atau turun dari perkiraan bulan sebelumnya sebesar 100,3 juta barel per hari. Proyeksi penurunan tersebut didasarkan pada perkiraan bakal diberlakukannya kembali pembatasan COVID-19, serta ketidakpastian geopolitik yang terus berlangsung.
Dalam laporannya, OPEC menyebut bahwa beberapa anggotanya terus berjuang untuk memenuhi kuota produksi bulanan mereka. Nigeria dan Angola, misalnya, dilaporkan mengalami penurunan produksi secara signifikan pada Juli 2022. (TSA)