Industri Semen Masih Prospektif
Kendati saham raksasa semen seperti SMGR dan INTP masing-masing telah turun sekitar 50 persen dalam dekade terakhir, Mirae Asset masih optimistis dengan prospek industri semen dalam negeri.
Menurut riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia di atas, kinerja perusahaan semen Tanah Air diproyeksikan akan membaik kedepannya.
Adapun MiraeAsset memilih SMGR sebagai pilihan utama sebab emiten ini mampu mengamankan 100 persen konsumsi batu bara degan harga DPO di tengah kenaikan harga komoditas energi. Selain itu, SMGR memiliki kapasitas produksi hingga pangsa pasar terbesar.
“Kami memulai cakupan kami di sektor semen dengan rekomendasi overweight,” tulis analis Mirae.
Senada dengan Mirae, riset UOB KayHian juga memberikan rating overweight terhadap industri semen. Menurut riset tersebut, SMGR memiliki prospek yang bagus sebagai pemimpin pasar dengan total pangsa pasar mencapai 52 persen.
Kenaikan pangsa pasar tersebut didukung oleh langkah SMGR dalam mengakuisisi SMBR. Adapun rencana perusahaan dalam melakukan right issuedapat menjadi katalis positif untuk kenaikan sahamnya.
Sedangkan kompetitornya, INTP, akan semakin berkembang seiring ekspansi emiten untuk menembus pasar Indonesia Timur melalui pabrik semen di Maros, Sulawesi Selatan dari Semen Bosowa Maros (SBM).
Selain itu, pengoperasian pabrik penggilingan di Banyuwangi dapat memperkuat posisi perusahaan dalam menembus pasar Jawa Timur dan Bali.
Adapun analis CIMB, Bob Setiadi, memproyeksikan kinerja industri semen Tanah Air akan segera pulih. Dalam riset CIMB tersebut disampaikan, sektor semen di China saat ini diperdagangkan pada titik terendah dengan tingkat EBITDA yang lebih rendah dibanding saat krisis finansial global.
Bernasib sama, perusahaan semen Eropa juga diperdagangkan dengan EBITDA mendekati level terendah sejak tahun 2008, yakni 5,3 kali.
Kendati demikian, sektor semen di India termasuk Indonesia masih diperdagangkan di atas level terendah selama krisis finansial global.
“Dengan demikian, kami percaya EBITDA sektor semen Indonesia dapat pulih seiring pemulihan ekonomi,” tulisnya.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.