Dari kenaikan volume produksi tersebut, menurut Niko, terjadi lonjakan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebesar 15,6 juta ton di antaranya merupakan penjualan ekspor, yang tercatat naik sebesar 25 persen dibanding realisasi ekspor di 2022 lalu.
Sementara, penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton, atau tumbuh 12 persen secara tahunan (year on year).
"Perseroan terus berupaya mengoptimalkan kinerja operasional. Kami akan memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan bagus, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru," tutur Niko.
Selain tumbuh 25 persen, Niko menjelaskan, kinerja ekspor PTBA juga berhasil mencatatkan negara tujuan yang juga lebih beragam, dengan adany beberapa pasar baru yang berhasil dioptimalkan, di antaranya adalah Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, hingga Bangladesh.
Tak hanya itu, PTBA juga terus menjalankan proyek-proyek strategis untuk mendukung kinerja bisnisnya, seperti proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (2x621,72 MW) yang efektif beroperasi secara komersial sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Kemudian, pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim-Keramasan yang akan meningkatkan kapasitas hingga 20 juta ton per tahun. (TSA)