Dia mengatakan, perseroan kini memprioritaskan bisnis wholesale untuk infrastruktur fibel. Dengan demikian, LINK akan membuka jaringan yang dimilikinya kepada operator yang ingin menyewa.
"Guna meningkatkan penggunaan jaringan fiber pada tahun 2025, kami akan membuka diri bagi operator manapun," ujarnya.
Baru-baru ini, perseroan menjalin kerja sama dengan PT Solusi Energi Digital Tbk atau SURGE (WIFI) di area open access. Surge menjadi mitra ISP baru bagi Link Net.
Dalam kerja sama itu, kata Ronald, SURGE mengoptimalkan jaringan fiber optik Link Net. Dengan begitu, penetrasi jaringan fiber perseroan bisa semakin luas.
Pada penutupan perdagangan sore ini, harga saham LINK merosot 5,35 persen ke Rp2.300. Kondisi tersebut membuat nilai kapitalisasi pasarnya tergerus menjadi Rp6,6 triliun.
(Rahmat Fiansyah)