sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lo Kheng Hong Berani Borong Saham Intiland (DILD) Saat Rugi, Prospek Emiten Properti Bakal Cerah?

Market news editor Aldo Fernando - Riset
19/08/2022 14:42 WIB
Seiring Lo Kheng Hong mengakumulasi saham DILD, bagaimana sebenarnya prospek emiten properti RI?
Lo Kheng Hong Berani Borong Saham Intiland (DILD) Saat Rugi, Prospek Emiten Properti. (Foto: MNC Media)
Lo Kheng Hong Berani Borong Saham Intiland (DILD) Saat Rugi, Prospek Emiten Properti. (Foto: MNC Media)

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) lalu, Bank Indonesia (BI) sendiri mempertahankan suku bunga acuan di level terendah 3,50%, sempat membuat rupiah terdepresiasi hingga Rp15.000/USD.

BI akan kembali mengumumkan keputusan suku bunga pada pertemuan Selasa pekan depan (23/8).

Apabila menyimak pemberitaan Reuters, pejabat BI menyatakan, masih belum mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebagai pilihan utama saat ini, di tengah inflasi yang meninggi.

"Kami memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga kebijakan ... Namun, pada saat ini, saya pikir kami tidak akan menempatkan ini [kenaikan suku bunga] sebagai pilihan pertama dalam urutan kebijakan kami," kata Dody Budi Waluyo dalam sebuah wawancara kepada Reuters (12/8).

Tingkat inflasi Indonesia naik menjadi 4,94% pada bulan Juli, di atas kisaran target BI 2% hingga 4%, tetapi tingkat inflasi inti tetap berada dalam sasaran di 2,86%.

Melihat posisi BI sejauh ini, MNC Sekuritas menilai, risiko beban bunga mata uang asing tersebut masih terkendali. Menurut data MNC Sekuritas, rata-rata rasio utang terhadap ekuitas (DER) sebesar 0,41 kali di kuartal I 2022.

Di tengah aral gendala yang ada, MNC Sekuritas menilai, permintaan properti masih tetap kuat sepanjang tahun 2022 dengan rata-rata pertumbuhan marketing sales sebesar 7% -8% YoY di tahun ini, meskipun insentif lebih rendah dari tahun sebelumnya.

“Kami percaya bahwa harga saham properti akan menguat, terutama didorong oleh: 1) harga komoditas yang kuat; 2) Banyaknya peluncuran properti setelah Idul Fitri; 3) meningkatnya indeks harga properti residensial sebesar 1,77% YoY," kata periset MNC Sekuritas.

Berbicara secara makro, jelas Rudy, penjualan properti berkorelasi positif dengan kondisi makro, dengan perkiraan PDB sebesar 5% di tahun penuh 2022 (vs 3,69% di FY21) sehingga menciptakan harapan bagi sektor properti.

Berkaca pada hal tersebut, MNC Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi positif, yakni overweight untuk sektor properti sepanjang 2022.

Dalam kamus MNC Sekuritas, overweight berarti total return (tingkat keuntungan) saham diperkirakan di atas rata-rata total return cakupan industri sekuritas tersebut selama 6-12 bulan ke depan.

Setali tiga uang, riset BRI Danareksa Sekuritas pada 26 Juli 2022 juga tetap mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor properti RI.

Menurut hitungan analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano, pengembang properti melaporkan penjualan pemasaran secara agregat sebesar Rp6,4 triliun di kuartal II 2022 (+1% yoy, -6% secara kuartalan/q-o-q).

 Hal tersebut, kata Victor, membuat marketing sales secara agregat menjadi Rp13,3 triliun (-1% yoy) di 1H22. Angka tersebut mencapai 49% dari proyeksi tahun penuh 2022 Danareksa, atawa sejalan dengan rata-rata lima tahun (47%).

“Ini sedikit lebih tinggi dari target perusahaan (52% dari propeksi FY22 mereka) karena mereka menargetkan pertumbuhan marketing sales yang lebih rendah sebesar 4% (vs target kami sebesar 8%).

Ke depan, kata Victor, pertumbuhan marketing sales akan kuat pada kuartal III 2022, didukung oleh lebih banyak peluncuran properti, kondisi makro yang kuat, dan program subsidi PPN yang diyakini akan mendorong penjualan properti secara signifikan.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement