sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lo Kheng Hong Berani Borong Saham Intiland (DILD) Saat Rugi, Prospek Emiten Properti Bakal Cerah?

Market news editor Aldo Fernando - Riset
19/08/2022 14:42 WIB
Seiring Lo Kheng Hong mengakumulasi saham DILD, bagaimana sebenarnya prospek emiten properti RI?
Lo Kheng Hong Berani Borong Saham Intiland (DILD) Saat Rugi, Prospek Emiten Properti. (Foto: MNC Media)
Lo Kheng Hong Berani Borong Saham Intiland (DILD) Saat Rugi, Prospek Emiten Properti. (Foto: MNC Media)

Alasan Lo Kheng Hong Beli DILD

Kembali ke soal DILD. Intiland sendiri masih membukukan rugi bersih pada kuartal I 2022.

Berdasarkan laporan keuangan DILD yang dirilis di website Bursa Efek Indonesia (BEI), DILD menanggung rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp72,70 miliar pada 3 bulan pertama 2022.

Raihan tersebut berbanding terbalik dengan perolehan laba bersih Rp3,25 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Ini merupakan rugi kuartal I DILD pertama kali, setidaknya selama periode 2008-2022.

Pendapatan DILD sendiri hanya tumbuh 2,15% secara tahunan (yoy) menjadi Rp562,47 miliar pada triwulan pertama 2022.

Pertumbuhan pendapatan yang mini tersebut tergerus signifikan lantaran membengkaknya beban pokok penjualan dan pendapatan yang mencapai 20,04% atawa sebesar Rp352,34 miliar.

Dari laporan neraca, total liabilitas perusahaan mencapai Rp10,65 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari modal (ekuitas) sebesar Rp5,92 triliun per 31 Maret 2022.

Alhasil, rasio total liabilitas dibandingkan ekuitas DILD mencapai 2,07. Angka tersebut lebih tinggi tinimbang rerata industri 0,60 kali.

Di samping itu, arus kas operasi perusahaan minus Rp236,83 miliar per 31 Maret 2022. Padahal, arus kas operasi per 31 Maret 2021 positif, yakni Rp210,18 miliar.

Dihubungi IDXChannel lewat aplikasi bertukar pesan terkait alasan menambah kepemilikan saham di DILD, Lo Kheng Hong mengungkapkan, Intiland memiliki portofolio properti yang banyak.

Sembari menjawab pertanyaan, Pak Lo juga mengirimkan sejumlah foto aset properti miliki Intiland kepada IDXChannel.

“DILD propertinya banyak,” jelas Pak Lo, saat dihubungi IDXChannel, pada Selasa (16/8).

“[Ini] South Quarter milik Intiland di [Jalan] TB Simatupang,” kata Pak Lo, sembari mengirimkan foto kawasan tersebut.

Dikutip dari website resmi perusahaan, South Quarter adalah kawasan mixed-use seluas 7,9 hektar di Jakarta Selatan. Kawasan tersebut menawarkan fasilitas perkantoran, ritel, dan tempat tinggal.

Saat ini, Intiland sendiri memiliki proyek properti di wilayah Jakarta & sekitarnya serta Surabaya & sekitarnya.

Menurut materi public expose Intiland, perusahaan melakukan empat diversifikasi proyek, yakni proyek mixed use & high rise, kawasan perusahaan, kawasan industri, dan properti  investasi.

Rinciannya, proyek mixed use & high rise di Jakarta mencapai 9 unit, dengan 3 proyek dalam konstruksi dan 3 dalam perencanaan.

Kemudian, di Surabaya (termasuk 1 proyek di Batang, Jawa Tengah), proyek mixed use & high rise Intiland sebanyak 8 unit, dengan 2 proyek masih dalam tahap perencanaan.

Selanjutnya, kawasan perusahaan sebanyak 8 proyek di Jakarta dan 3 di Surabaya.

Selain itu, kawasan industri Aeropolis Technopark di Tangerang, dan dua di sekitaran Surabaya dan Batang.

Intiland juga memiliki sejumlah proyek properti investasi, masing-masing 5 di Jakarta (satu masih dalam perencanaan) dan 5 di Surabaya.

Untuk menyebut beberapa, Intiland Tower Jakarta dan Intiland Tower Surabaya.

Apabila ketiga jenis proyek yang disebut pertama merupakan pendapatan pengembangan DILD, proyek properti  investasi merupakan pendapatan berulang perusahaan.

Merespons pertanyaan soal apakah portofolio Intiland di atas bisa menopang kinerja keuangan perusahaan untuk menjadi laba setidaknya tahun ini, LKH menjawab singkat, “Semoga.” (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement