"Kenaikan pendapatan terjadi seiring percepatan pemulihan ekonomi Indonesia, disertai dengan perpanjangan kebijakan relaksasi PPnBM DTP (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah) sampai triwulan III/2022 ikut membantu mendongkrak penjualan BOLT selama 2022," ungkap Anthony.
Peningkatan kinerja, lanjut Anthony, terutama disebabkan adanya pemulihan permintaan di pasar domestik dan ekspor. Sedangkan laba bersih konsolidasi Perusahaan mengalami penurunan sebesar 28,06 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
"Penurunan laba bersih ini terutama disebabkan adanya kenaikan harga material, biaya operasional untuk peremajaan fasilitas produksi, cost reduction program dari pelanggan dan nilai tukar mata uang asing yang berfluktuasi di tahun 2022," tegas Anthony. (TSA)