sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Masuk Pasar Modal, Pertamina Geothermal Diproyeksi Makin Efisien

Market news editor Anggie Ariesta
08/02/2023 13:56 WIB
Dengan masuk ke bursa saham, PGE diproyeksi semakin efisien. 
Masuk Pasar Modal, Pertamina Geothermal Diproyeksi Makin Efisien. Foto: MNC Media.
Masuk Pasar Modal, Pertamina Geothermal Diproyeksi Makin Efisien. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Langkah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) direspons positif sejumlah pihak. Dengan masuk ke bursa saham, PGE diproyeksi semakin efisien. 

Sebagaimana diketahui, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini berkomitmen untuk menjawab tantangan dalam mengembangkan pemanfaatan besarnya potensi geothermal di Indonesia. Dalam sepuluh tahun ke depan, PGE menargetkan peningkatan kapasitas terpasang energi besih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat.

Melansir 1st Session Closings IDX Channel, efisiensi akan turut berpengaruh pada daya saing perseroan. Selain itu, peningkatan efisiensi juga efektivitas penggunaan dana terkait erat dengan keberadaan pemegang saham dari luar, terlebih terdapat prinsip transparansi pada perusahaan terbuka.

Sebagai informasi, saat ini untuk mengembangkan pembangkit geothermal berkapasitas 100 megawatt dibutuhkan dana sekitar USD500 juta. 

"Melalui IPO, perseroan bisa lebih fokus mandiri walaupun 70% sahamnya masih dipegang oleh Pertamina, namun setidaknya PGE bisa lebih lincah dari sisi pendanaan," demikian dikutip dari 1st Session Closing IDX Channel, Rabu (8/2/2023).

Pertamina Geothermal Energy akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir Februari 2023 dengan kode saham PGEO. Perseroan telah memulai masa penawaran awal atau bookbuilding sejak 1 Februari hingga 9 Februari 2023.

Dalam prospektus yang dirilis, perseroan melepas sebanyak 10,35 miliar saham atau 25% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan. Adapun, harga penawaran awal yang ditetapkan sebesar Rp820 hingga Rp945 per saham.

Perihal penggunaan dana, perseroan akan menggunakan sebesar 85% dana hasil IPO untuk pengembangan usaha hingga 2025 mendatang. Secara rinci, sebesar 55% akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional perseroan saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan eksisting perseroan. 

Selanjutnya, sebesar 33% akan digunakan untuk capex atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru. 

Kemudian, sekitar 12% akan digunakan oleh perseroan untuk capex atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation and maintenance excellence.

Sementara itu, sebesar 15% atau sebanyak-banyaknya USD100 juta dari dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai facility agent. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement