sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mata Uang Euro Melonjak Jelang Laporan Inflasi AS

Market news editor Tim IDXChannel
12/09/2022 14:07 WIB
Para investor kini waspada menantikan laporan consumer price index (CPI) AS yang akan rilis pada Selasa (12/9/2022).
Mata Uang Euro Melonjak Jelang Laporan Inflasi AS (Foto: MNC Media)
Mata Uang Euro Melonjak Jelang Laporan Inflasi AS (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Mata uang Euro hari ini melonjak setelah lebih dari tiga minggu tak berdaya. Hal ini disebabkan oleh aksi Bank Sentral Eropa yang semakin agresif dalam memperketat kebijakan moneternya. 

Sebagaimana dilansir dari Reuters, Senin (12/9/2022) mata uang Euro kini naik setinggi USD1,0130 sebelum perdagangan terakhir 0,19% lebih kuat dari hari Jumat yang masing di angka USD1,0066.

Mata uang terbesar, Sterling turut naik pada angka USD1,1681 dan terakhir naik 0,24% lebih tinggi senilai USD1,1611. 

Bank Sentral Eropa memberi sinyal adanya peningkatan risiko kenaikan suku bunga menjadi 2% atau langkah mengekang inflasi yang melambung. Presiden Bundesbank, Joachim Nagel mengungkapkan bahwa jika harga konsumen tak berubah, maka perlu dilakukan langkah lebih lanjut. 

Para investor kini waspada menantikan laporan consumer price index (CPI) AS yang akan rilis pada Selasa (12/9/2022). Bahkan para pejabat Fed sempat mengisyaratkan sinyal hawkish pada Jumat kemarin. 

"Para pejabat telah dengan jelas mengartikulasikan perlunya FOMC untuk terus menaikkan suku bunga sampai ada bukti kuat bahwa inflasi turun," tulis Joseph Capuso, ahli strategi Commonwealth Bank of Australia melalui laporan Reuters, Senin (12/9/2022).

Sementara itu, dolar sebagai tolok ukur mata uang dunia sempat mengalami sedikit perubahan di angka 108,82 setelah sebelumnya mengalami kemerosotan di angka 108,35 di sesi sebelumnya. 

Di sisi lain, mata uang Yen Jepang mengalami kemerosotan yang membuat para pejabat Jepang mengisyaratkan intervensi dengan juru bicara senior pemerintah. Mereka menegaskan perlunya mengambil langkah demi melawan penurunan Yen yang berlebihan. 

Namun dalam hal ini, para analis meragukan langkah tersebut bila tidak mendapat dukungan dari The Fed dan bank sentral lainnya, mengingat Bank of Japan merupakan satu-satunya yang berpegang pada kebijakan ultra-mudah di pasar negara maju. 

Yen Jepang yang sensitif terhadap suku bunga menemukan pijakannya di sekitar level pertengahan 142 per dolar karena imbal hasil Treasury jangka panjang AS menghentikan kenaikannya di bawah level tertinggi hampir tiga bulan.

"Jika BOJ benar-benar ingin menghentikan penurunan JPY, maka mereka perlu membuat perubahan pada kebijakan ultra-mudah mereka," tulis Rodrigo Catril, ahli strategi di National Australia Bank, dalam Reuters, Senin (12/9/2022).

(DES/ Ribka Christiana)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement