Selain itu, dia juga melihat potensi katalis tambahan dari strategi operator yang melakukan divestasi pada aset fiber untuk menekan belanja modal dan meningkatkan arus kas. Salah satunya TLKM yang baru-baru ini memisahkan bisnis aset fiber, InfraNexia. Sementara EXCL juga tengah dalam proses divestasi bisnis fiber sepenuhnya, termasuk melepas MORA.
Dari sejumlah saham, TLKM dinilai paling menarik karena BUMN telekomunikasi tersebut memiliki nilai tambah seiring penataan portofolio infrastruktur. CGS International Sekuritas mematok target harga saham TLKM sebesar Rp4.100 dengan rekomendasi ADD.
BRI Danareksa Sekuritas mematok target harga saham TLKM Rp4.000 dengan strategi unlocking value. Sementara IPOT menjagokan EXCL yang mencatat lonjakan yield data terkuat di antara peers.
(Rahmat Fiansyah)