Di sisi ekspor, CGSI memperkirakan total pengapalan semen sepanjang 2024 mencapai 11,9 juta ton, naik 7,7 persen yoy. Dengan demikian, total volume penjualan semen nasional mencapai 75,7 juta ton atau tumbuh tipis 0,8 persen yoy.
Namun, tingkat utilisasi pabrik industri turun menjadi 64,1 persen akibat tambahan kapasitas dari pabrik baru Semen Singa Merah di Kalimantan.
Dalam kinerja emiten, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat pertumbuhan penjualan domestik 8,5 persen yoy menjadi 18,9 juta ton pada 2024. Pangsa pasarnya pun meningkat menjadi 30,6 persen dari sebelumnya 26,4 persen pada Desember 2023.
Sebaliknya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) justru mengalami penurunan penjualan domestik sebesar 5,4 persen yoy menjadi 31,3 juta ton, membuat pangsa pasarnya turun dari 51,7 persen menjadi 49,1 persen. Ekspor SMGR juga melemah 7,3 persen yoy menjadi 7 juta ton akibat lesunya permintaan regional.
Ke depan, INTP memperkirakan permintaan semen domestik masih stagnan pada kuartal I-2025, dipengaruhi oleh musim hujan, minimnya anggaran konstruksi, serta bulan puasa dan Idul Fitri pada Maret 2025. Namun, untuk setahun penuh, INTP optimistis volume penjualan industri bisa tumbuh 1-2 persen yoy.