Tren ini mencerminkan dominasi konglomerat besar dalam memanfaatkan peluang investasi. Dengan strategi berkelanjutan, prospek saham mereka pada 2025 masih menjanjikan, meski tantangan tetap mengintai di tengah dinamika pasar global. (Lihat tabel di bawah ini.)
Era Konglo Berlanjut?
Kinerja saham grup konglomerat diproyeksikan terus menguat pada 2025.
Berdasarkan riset BRI Danareksa, kapitalisasi pasar (market cap) sembilan grup usaha besar di Indonesia—yakni, Adaro, Agung Sedayu/Artha Graha, Astra, Bakrie, Bakrie-Salim, Barito, Panin, Salim, dan Sinarmas—melonjak 196 persen selama 2022-2024 menjadi USD 277 miliar.
Angka ini kini mencakup 36 persen kapitalisasi pasar IHSG, naik signifikan dibandingkan 15 persen pada 2022.
Pertumbuhan ini mencerminkan tren penguatan konglomerasi di Indonesia, meski pertumbuhan laba per saham (EPS) secara keseluruhan masih terbatas.
Untuk konteks regional, kontribusi grup usaha terhadap kapitalisasi pasar di Indonesia masih di bawah Filipina yang mencapai 69 persen, tetapi cukup bersaing dengan Thailand (30 persen) dan Malaysia (48 persen).