Sementara BEI memandang prospek IPO tahun ini lebih optimistis. Regulator pasar modal itu menargetkan setidaknya 66 perusahaan bisa melantai di Bursa Efek. Tak hanya kuantitas, BEI bersama OJK ke depan juga akan mendorong perusahaan yang masuk Bursa lebih berkualitas.
“Kami mendorong perusahaan berkapitalisasi besar untuk melakukan IPO,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, Kamis (2/1/2025).
Selain itu, OJK dan BEI juga akan meningkatkan porsi saham minimal yang dimiliki publik (free float) untuk mengurangi risiko manipulasi harga. Saat ini, porsi free float ditetapkan minimal 50 juta saham dan 7,5 persen dari total saham yang tercatat di BEI.
BEI juga menyatakan, saat ini ada 22 perusahaan antre masuk Bursa yang tercatat (pipeline). Dari jumlah itu, sebanyak 19 perusahaan memiliki aset besar alias di atas Rp250 miliar yang akan masuk papan utama. Tiga sisanya berpotensi masuk papan akselerasi.
Potensi ramainya IPO ke depan juga akan didorong oleh kemungkinan turunnya suku bunga acuan. Trimegah Sekuritas menilai, penurunan suku bunga bisa menjadi katalis positif untuk menarik perusahaan IPO di BEI.