Sementara itu, defisit anggaran diperkirakan turun tipis dari 2,8 persen pada 2024 menjadi 2,7 persen dari PDB pada 2025. Namun, ketidakpastian eksternal tetap menjadi ancaman, khususnya kondisi di Amerika Serikat (AS).
RHB menilai, pemerintahan Donald Trump masih terus memicu arus keluar modal non-residen (asing) dan mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
“Sehingga mempersempit ruang bagi aliran modal ke pasar berkembang," ujar analis RHB.
Obligasi Korporasi: Tantangan BI Rate dan Upaya Refinancing
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi di 2025 berkisar antara Rp139,29 triliun hingga Rp155,43 triliun, dengan titik tengah sebesar Rp143,91 triliun, mendekati realisasi 2024.
Faktor utama pendorong penerbitan obligasi dan sukuk korporasi masih kebutuhan refinancing.
"Kami melihat perusahaan akan memanfaatkan peluang suku bunga rendah untuk menggantikan surat utang mahal dengan yang lebih murah," ujar Analis Riset Ekonomi Pefindo, Ahmad Nasrudin dalam Pefindo News Letter Edisi Desember 2024.
Selain refinancing, peningkatan kebutuhan modal kerja dan investasi juga diperkirakan menjadi pendorong utama penerbitan. Di sisi lain, pendanaan untuk investasi akan memegang porsi lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya 6,7 persen, sementara modal kerja tetap dominan.