Di sisi domestik, tingginya pasokan surat utang pemerintah menjadi perhatian utama. Pemerintah berencana menerbitkan Rp616,19 triliun surat utang baru pada 2025, naik signifikan dibandingkan 2024.
Selain itu, angka jatuh tempo surat utang pemerintah mencapai Rp721,08 triliun, jauh lebih tinggi dari Rp433,49 triliun pada tahun ini. Pasokan yang tinggi ini dapat membatasi penurunan yield obligasi pemerintah meskipun suku bunga BI dipangkas.
“Akibatnya, perusahaan mungkin harus menawarkan kupon lebih tinggi untuk menarik minat investor,” tutur Ahmad.
Meskipun tantangan besar membayangi, prospek pertumbuhan ekonomi yang solid dan kebijakan moneter yang akomodatif menjadi sumber optimisme. BI diproyeksikan mempertahankan inflasi di sekitar target, menciptakan ruang untuk pelonggaran moneter.
"Suku bunga rendah dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memperbaiki prospek profitabilitas bisnis, memungkinkan perusahaan mengoptimalkan leverage dan menurunkan biaya dana," kata Ahmad.
(Fiki Ariyanti)