Ahmad menilai, pasar surat utang korporasi menghadapi risiko crowding-out akibat penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang menawarkan imbal hasil kompetitif.
"SRBI memberikan yield yang lebih tinggi dibandingkan surat utang korporasi berperingkat AAA, yang melemahkan permintaan obligasi korporasi," tuturnya.
Risiko Eksternal dan Domestik: Geopolitik dan Pasokan Surat Utang
Risiko eksternal juga tetap menjadi tantangan utama dalam penerbitan surat utang. Ketegangan geopolitik, perang di Ukraina, dan eskalasi konflik di Timur Tengah berpotensi mengguncang pasar global.
Ahmad menyebut, kebijakan ekspansif pemerintahan Trump dapat meningkatkan defisit anggaran AS, memicu lonjakan suku bunga jangka panjang, dan membatasi arus modal ke pasar berkembang.