Laporan KSEI digunakan untuk memberikan gambaran lebih rinci terkait kepemilikan saham di bawah 5 persen. Dalam skema baru, kategori scrip shares, corporates (lokal dan asing), serta Others (lokal dan asing) akan diklasifikasikan sebagai non-free float. Pada skenario alternatif, hanya Scrip shares dan Corporates yang termasuk kategori non-free float.
Selain itu, MSCI juga akan menerapkan standar pembulatan global baru pada Mei 2026 Review, di mana free float di atas 25 persen akan dibulatkan ke 2,5 persen terdekat, rentang 5-25 persen ke 0,5 persen terdekat, dan di bawah 5 persen ke 0,1 persen terdekat.
Berdasarkan simulasi MSCI, sejumlah saham unggulan berpotensi mengalami penurunan Foreign Inclusion Factor (FIF), yang berarti berkurangnya kapitalisasi pasar float-adjusted.
Menurut Prasetya, kebijakan ini bukan sekadar penyesuaian teknis, tetapi perubahan struktural yang dapat mengubah peta investasi di pasar keuangan Indonesia.
Dengan turunnya total kapitalisasi pasar float-adjusted, bobot Indonesia di indeks MSCI Emerging Markets berpotensi turun dari 1,4 persen menjadi sekitar 1,2 persen.