Demikian pula dengan beban keuangan, yang susut menjadi Rp662,5 miliar dari periode sama tahun 2021, sebesar Rp870 miliar. Sementara, beban pokok pendapatan naik tipis dari Rp11,465 triliun menjadi Rp11,466 triliun.
"Di tengah berbagai tantangan berat, kami melakukan langkah-langkah strategis untuk mempertahankan kinerja positif yang berkontribusi pada pengendalian beban pokok pendapatan, termasuk melalui pengamanan suplai batu bara dengan harga DMO, serta efisiensi beban usaha dan beban keuangan," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).
Menurut Vita, permintaan pasar semen domestik mengalami penurunan sepanjang semester I-2022 karena dampak libur Lebaran setelah jeda dua tahun selama pandemi. Selain itu, pergeseran prioritas belanja masyarakat untuk liburan dan juga konsumsi lain dibanding untuk keperluan properti dan renovasi hunian.
"Strategi yang diterapkan perseroan membuat SIG mampu mempertahankan EBITDA sebesar Rp3,53 triliun dengan marjin EBITDA yang meningkat 0,4 persen menjadi 22,3 persen," tutur Vita.
Kinerja positif tersebut, mampu dicapai SIG di tengah berbagai tantangan berat tahun ini, dan dengan kondisi permintaan semen nasional mengalami kontraksi. Resiliensi disebut Vita tak hanya dari capaian bisnis, namun juga operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing Perseroan.