sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Negara G7 dan Australia Segera Sepakati Batas Harga Minyak Rusia  

Market news editor Febrina Ratna
04/11/2022 10:40 WIB
G7 dan Australia sepakat menetapkan batas harga minyak Rusia akhir bulan ini. Mereka memilih kebijakan itu daripada mengadopsi tingkat bunga mengambang.
Negara G7 dan Australia Segera Sepakati Batas Harga Minyak Rusia . (Foto: MNC Media)
Negara G7 dan Australia Segera Sepakati Batas Harga Minyak Rusia . (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Australia sepakat menetapkan batas harga minyak Rusia akhir bulan ini. Mereka memilih kebijakan itu daripada mengadopsi tingkat bunga mengambang.

Para pejabat AS dan negara-negara G7 telah melakukan negosiasi yang intens dalam beberapa pekan terakhir mengenai rencana yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membatasi harga pengiriman minyak melalui laut. Kebijakan itu dijadwalkan mulai berlaku pada 5 Desember 2022.

Keputusan itu untuk memastikan sanksi Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang ditujukan untuk membatasi sanksi Moskow. Kemampuan untuk mendanai invasi ke Ukraina tidak mencekik pasar minyak global.

"Koalisi telah menyetujui batas harga akan menjadi harga tetap yang akan ditinjau secara berkala daripada memberikan diskon," kata sumber koalisi, yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum seperti dilansir dari Reuters, Jumat (4/11/2022).

"Ini akan meningkatkan stabilitas pasar dan menyederhanakan kepatuhan untuk meminimalkan beban pelaku pasar,” sambungnya.

Harga awal itu sendiri belum ditetapkan, tetapi harus diputuskan dalam beberapa minggu mendatang. Mitra koalisi setuju untuk secara teratur meninjau harga tetap dan merevisinya sesuai kebutuhan, kata sumber itu, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut.

Mengelompokkan harga sebagai diskon untuk beberapa indeks akan menghasilkan terlalu banyak volatilitas dan potensi perubahan harga. Koalisi khawatir bahwa harga mengambang yang dipatok di bawah patokan internasional Brent memberi peluang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memainkan pasokan minyak.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement