sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

NIM Membaik saat Likuiditas Ketat, Dua Saham Bank Besar Jadi Unggulan

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
02/10/2024 15:25 WIB
Perbaikan net interest margin (NIM) di sektor perbankan terus berlanjut meski likuiditas masih ketat.
NIM Membaik saat Likuiditas Ketat, Dua Saham Bank Besar Jadi Unggulan. (Foto: Freepik)
NIM Membaik saat Likuiditas Ketat, Dua Saham Bank Besar Jadi Unggulan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Perbaikan net interest margin (NIM) di sektor perbankan terus berlanjut meski likuiditas masih ketat. Di tengah kondisi ini, dua bank besar menjadi pilihan utama analis berkat kinerja solid dan prospek pertumbuhan yang kuat.

Laporan terbaru DBS Group Research yang dirilis pada 30 September 2024 mencatat peningkatan NIM atawa margin bunga bersih di sektor perbankan pada Juli 2024.

NIM keseluruhan naik menjadi 4,59 persen, meningkat 2 basis poin secara bulanan (m/m), dengan kenaikan signifikan terlihat di Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 1, 2, dan 4 masing-masing sebesar 2 bps (basis points), 1 bp, dan 4 bps.

NIM KBMI 3, sebaliknya, mengalami penurunan 1 bp menjadi 3,58 persen.

Menurut amatan analis DBS, peningkatan NIM ini diyakini berasal dari insentif makroprudensial yang diberikan Bank Indonesia (BI) sejak Juni, dengan tambahan pertumbuhan NIM diharapkan pada kuartal IV-2024 dari kebijakan pemotongan suku bunga yang baru dimulai pada September lalu.

Dari sisi kualitas aset, sebagian besar menunjukkan perbaikan, kecuali sektor UMKM yang terus mengalami tekanan.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara keseluruhan turun menjadi 2,27 persen dibandingkan 2,51 persen pada periode yang sama tahun lalu, terutama dari kredit investasi dan modal kerja.

Namun, tulis DBS, NPL di sektor UMKM naik menjadi 4,05 persen, dengan kontribusi terbesar datang dari segmen mikro. Segmen kecil dan menengah justru mencatatkan perbaikan.

DBS juga mencatat likuiditas masih ketat selama 7 bulan pertama di 2024 (7M24), dengan pertumbuhan simpanan yang rendah, hanya 7,8 persen pada Juli 2024, menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) naik menjadi 88 persen.

Dalam rekomendasinya, DBS Group Research tetap positif tetapi selektif, dan memilih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebagai saham unggulan.

BBCA dipilih karena likuiditas yang kuat dan pertumbuhan laba yang solid. Sementara, BMRI dipilih berkat kemampuan yang kuat dalam menghasilkan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah (CASA).

“Sektor perbankan baru-baru ini diuntungkan oleh arus modal asing dan sentimen positif yang dipicu oleh pemotongan suku bunga,” kata analis DBS. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement