Menurut Andi, pada 28 April 2023 pihak DGIK telah menyampaikan Laporan Keuangan Triwulan I-2023, di mana tercatat bahwa dalam periode tersebut perusahaan membukukan rugi bersih sebesar Rp5,22 milyar.
Namun, pada 25 Mei 2023, pihak DGIK tiba-tiba melakukan revisi, di mana pada Laporan Keuangan Triwulan I-2032 yang baru tercatat bahwa perusahaan berhasil meraup laba bersih sebesar Rp5,12 miliar.
"Itu artinya ada lonjakan (laba bersih) hingga 198 persen, padahal pada laporan keuangan sebelumnya, yang sebelum direvisi, mereka masih rugi Rp5,22 miliar," tutur Andi.
Kedua versi laporan keuangan tersebut, dijelaskan Andi, telah dipublikasikan melalui laman resmi BEI.
Dalam penjelasannya kepada OJK dan BEI, Direktur Utama DGIK, Heru Firdausi Syarif, menyebut bahwa perubahan tersebut terjadi karena adanya kenaikan nilai persediaan sebesar Rp5,4 miliar dan uang muka sebesar Rp4,9 miliar.