sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OJK Bidik Dapat Tambahan 100 Pengguna Jasa Bursa Karbon RI di 2024

Market news editor Iqbal Dwi Purnama
19/03/2024 21:15 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan setidaknya pengguna jasa atau user bursa karbon di Indonesia bertambah sebanyak 100 entitas sepanjang 2024.
OJK Bidik Dapat Tambahan 100 Pengguna Jasa Bursa Karbon RI di 2024. (Foto Iqbal Dwi/MPI)
OJK Bidik Dapat Tambahan 100 Pengguna Jasa Bursa Karbon RI di 2024. (Foto Iqbal Dwi/MPI)

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan setidaknya pengguna jasa atau user bursa karbon di Indonesia bertambah sebanyak 100 entitas sepanjang 2024.

Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Lufaldy Ernanda mengatakan, hal itu melihat dari jumlah pembangkit listrik yang sudah menjadi mandatory untuk masuk sebagai pengguna bursa karbon yang jumlahnya sudah ada 99 pembangkit listrik.

"Karena mereka akan berdagang di bursa, ya diharapkan tahun ini bisa dapat tambahan 100an user kira-kira," ujar Ernanda usai acara diskusi Mengembangkan Pasar Karbon Indonesia: Peluang untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Keberlanjutan di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Lebih lanjut, Ernanda menjelaskan, bursa karbon ini memang tujuan awalnya bukan untuk mendulang cuan sebanyak-banyaknya bagi para pelaku usaha. Namun, cita-cita dasarnya untuk menekan emisi karbon, paling tidak yang dihasilkan dari kegiatan industri.

"Tapi secara filosofis konsep perdagangan karbon itu harus dipahami semua pihak, bukan semata-mata ada bursa karbon ini langsung menjadi sumber cuan ini, karena filosofi berdagang di bursa karbon ini sedikit berbeda," kata Ernanda.

"Karena ini diharapkan setiap institusi bisa menurunkan emisi dulu lah, nanti benefitnya, misalnya ada perusahaan yang malas untuk menurunkan emisi, ada perusahaan yang rajin, yang malas menurunkan emisi akan memberikan (membeli karbon)," sambungnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan, total transaksi di Bursa Karbon Indonesia mencapai Rp31,36 miliar per 18 Maret 2024.

Inarno menyebut, semenjak diluncurkannya Bursa Karbon pada 26 September 2023, hingga saat ini telah terdaftar 52 Pengguna Jasa pada Bursa Karbon yang berasal dari sektor energi, kehutanan, lembaga jasa keuangan (perbankan dan sekuritas), konsultan, dan sektor lainnya (termasuk media).

"Hingga 18 maret 2024 total total akumulasi volume transaksi sebesar 501.956 ton CO2e, dengan nilai Rp31,36 miliar. Dari transaksi tersebut, sebesar 182.293 ton CO2e juga telah dilakukan retired melalui Bursa Karbon," jelas dia.

Pada acara yang sama, Chief Executive Officer (CEO) IBC (Indonesian Business Council) Sofyan Djalil menuturkan, pasar karbon menjadi kekuatan dan komponen penting dalam peningkatan daya saing Indonesia.

Sofyan menjelaskan, rekomendasi IBC, untuk jangka pendek, yaitu mengembangkan Pusat Pengetahuan Pasar Karbon, meningkatkan sistem registrasi nasional pengendalian, perubahan iklim sehingga terintegrasi secara nasional, mendorong sektor publik untuk menentukan dan menghitung batas emisi di tingkat entitas, serta melengkapi para pelaku industri dengan peluang pendanaan dan hibah fasilitas pendanaan dari IEF/BPDLH.  

"Kesuksesan pasar karbon akan sangat ditentukan oleh dunia usaha Indonesia sebagai pelaku langsung. IBC telah melakukan riset dan menyusun rekomendasi tentang membangun pasar karbon yang inovatif, kompetitif, dan juga berdampak," pungkasnya.

(YNA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement