“Dengan demikian, perseroan sangat optimistis kinerja recurring income semester II/2022 akan melampui kinerja semester I/2022,” tutur Bogat.
Dia menguraikan, melesatnya bisnis perhotelan dapat dilihat dari tingkat penghunian (okupansi) kamar yang dalam dua bulan terakhir mencapai rata-rata hampir 80%. Lalu, permintaan food and beverage dari aktivitas MICE dan pesta-pesta pernikahan juga melonjak sehingga mengerek pendapatan perseroan.
“Kegiatan MICE dari lembaga pemerintahan, BUMN, perusahaan swasta, dan perguruan tinggi sudah meningkat pesat. Pada akhir pekan selalu ada pesta pernikahan yang jumlah tamunya terus bertambah,” kata Bogat.
Sementara itu, jelas dia, pada 30 Juni 2022, perseroan sudah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pendaftaran initial public offering (IPO) SWID.
“Bersamaan dengan penyataan efektif tersebut, OJK juga menetapkan bahwa saham perseroan dengan kode ticker SWID masuk kategori efek syariah,” kata Bogat.