Dalam hitungan mingguan, Brent masih turun hampir 5%, sedangkan WTI terpuruk lebih dari 6%.. Pasar minyak terlihat mulai rebound menyusul penurunan dolar Amerika Serikat, setelah data inflasi terbaru menunjukkan ada kenaikan sebesar 7,7% pada periode Oktober.
Persentase inflasi yang melandai membangun ekspektasi perlambatan laju suku bunga, dan meningkatkan harapan ekonomi AS dapat bertahan dari resesi, sebagaimana dikatakan sejumlah analis.
Nilai dolar AS yang lebih rendah mendorong permintaan minyak di pasar karena membuat komoditas itu menjadi lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Di tengah optimisme itu, analis menilai kenaikan harga minyak masih relatif terbatas lantaran ada ancaman permintaan bahan bakar dari China, sebagai importir minyak terbesar dunia. Lonjakan kasus Covid-19 di pusat manufaktur Guangzhou membuat otoritas setempat mendesak warganya untuk bekerja dari rumah.