"Sehingga, diharapkan risiko keseluruhan portofolio dapat terjaga. Sementara hasil investasi semakin mendekati tujuan yang dicanangkan," tutur Katarina.
Sementara, terkait pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Katarina menyebut bahwa dalam sejarah indeks selalu mampu tumbuh positif dalam tiga Pemilu terakhir.
Pada Tahun Pemilu 2009, misalnya, IHSG tercatat tumbuh 87 persen. Lalu pada 2014, indeks juga tumbuh 22,3 persen. Sedangkan pada 2019, meski minim, IHSG terbukti masih mampu surplus tipis, sebesar 1,7 persen.
Sedangkan, pasar obligasi juga relatif terjaga dengan baik, didukung oleh imbal hasil riil yang menarik dan fundamental makroekonomi yang relatif kuat.
Selain itu, jeda kenaikan suku bunga dan ekspektasi terbatasnya laju penguatan dolar Amerika Serikat (AS) juga dapat mendorong imbal hasil obligasi semakin menurun.