Sementara itu, minyak mentah AS diproyeksi dengan harga rata-rata USD84,84 per barel pada 2023, dibandingkan konsensus bulan sebelumnya, yakni sebesar USD87,80.
Asisten Ekonom di Capital Economics, Bradley Saunders, mengatakan, mereka memperkirakan dunia akan tergelincir ke dalam resesi pada awal 2023 karena dampak inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga sudah terasa.
Lonjakan kasus Covid-19 di China telah menekan prospek pertumbuhan permintaan minyak Brent. Brent telah turun lebih dari 15 persen sejak awal November dan diperdagangkan sekitar USD84 per barel pada hari Jumat.
Analis senior OANDA, Edward Moya mengatakan, jika saat ini, pasar minyak masih ketat meskipun prospek permintaan global mulai melemah karena kekhawatiran resesi semakin liar. Dia menambahkan, China akan menjadi fokus utama pada kuartal pertama tahun depan.