IDXChannel- Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi negara Amerika Serikat (US Treasury Bond/T-Bond) sepanjang pekan lalu ikut mendorong kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN). Pekan lalu, T-bond sempat melesat hingga 1.52%, level tertinggi sejak awal Februari 2020.
Kenaikan itu memicu koreksi harga SBN di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Alhasil, kini yield obligasi negara berada di level 5,8% pada akhir tahun ini.
Dengan demikian, investor domestik kini memiliki pilihan untuk membeli SBN di pasar primer melalui lelang dan atau membeli di pasar sekunder yang harganya lagi jatuh.
“Mencermati koreksi yield SBN yang melonjak hingga mendekati 6,6%, kami merekomendasikan agar investor dapat mengambil peluang untuk berinvestasi di pasar obligasi selain berinvestasi dalam saham,” saran Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW, Budi Hikmat, di Jakarta, (2/3/2021).
Kenaikan yield T-bond merefleksikan kepercayaan pasar akan pemulihan ekonomi Amerika Serikat sehingga berpotensi memicu inflasi. Penguatan ekonomi di negeri Paman Sam ditunjukkan dengan kenaikan upah di AS yang tumbuh 5,4% yoy di Januari 2021 menyusul kenaikan harga property 10.86% yoy yang jauh di atas rata-rata sebesar 5%.